Wahai sahabatku
kapan kita bertemu
sedangkan waktu terus berlalu
Dimalam nan sunyi sendu
mengingatkanku padamu
mungkin kau sudah lupakanku
dan tak mau bertemu
pikiran dan hayalku
hingga terpaku lesu
kuinginkau jadi sahabat sejatiku
setetes harpan datang
berkhayal kita berjumpa
walau hanya dalam sendu
walau hanya dalam mimpi
maafkan aku
jika selalu menyakitimu
Siti : 5 maret 2008, 20:11 wib
Rabu malam
Dering handphoneku mengusik keasyikanku membaca buku kumpulan cerpen TOPENG MALAIKAT karya Budi Sardjono. Kuraih handphoneku yang tergeletak di meja disamping tempatku bersandar.Beberapa bait-bait puisi dari sahabatku datang mengisi kotak inbox dan membuatku bertanya-tanya.
Kubaca lagi dan lagi berulang kali. Kumerasakan ada yang berbeda dari pesan singkatnya. " adakah ini suara hatinya?" . Batinku bertanya-tanya membuat aku gelisah. Kubiarkan pesan singkatnya tanpa ada balasan dariku.
Benarkah dia ingin bertemu denganku? Lalu apa maksudnya dia memintaku menjadi sahabat sejati? sahabat sejatri seperti apa yang dia inginkan? . Mungkinkah dia...... Ah tak mungkin. Aku hanyalah sahabat yang hanya bertemu sekali. Memang ku akui persahabatanku dengannya cukup unik. Sebab aku kenal dia hanya lewat handphone. Namun perkenalan yang hanya iseng nyatanya bertahan sampai sekarang.Dan kira-kira 1 tahun lalu aku untuk pertama kali bertemu dengannya. Pertemuan yang singkat di kebumen tempat dia tinggal memang menjadi kenangan unik bagiku.
Akhir Januari lalu aku mengungkapkan keinginanku untuk pergi jakarta.Dan dia mengharapkanku untuk mampir ke tempat dia tinggal di Cimahi, Bandung. Namun rencanaku itu tak jadi aku laksanakan sebab ada kendala. Dan beberapa minggu ini pesan-pesan singkatnya tak pernah aku balas sebab handphoneku tak bernyawa. Dan pesan singkat itu adalah yang terakhir aku terima. Entah apa maksudnya.Namun jka memang dia itu memiliki rasa sperti apa yang aku terka.Aku hanya bisa mengatakan " kau hanya sahabat" jika dia mengungkapkannya.
budiqof: Februari 2008
Read more...